Wikileaks, ya web yang tahun lalu menyebar sensasi dengan menguak dokumen rahasia Amerika. meski masalah ini dianggap sudah selesai, namun masih ada satu "misteri" yang belum terpecahkan, ternyata intelijen Amerika yang sedemikian canggih tak bisa memecahkan kode sandi dari Indonesia????
Menurut dokumen-dokumen rahasia yang didapat oleh Wikileaks, badan inteligen Amerika Serikat, CIA, dan badan keamanan nasional Amerika Serikat, NSA, menangkap pesan-pesan singkat (SMS) dari dan ke Indonesia. Pesan-pesan tersebut mempunyai traffic yang cukup besar.
Pesan-pesan ini membuat mereka curiga karena semua pesan singkat tersebut penuh dengan sandi yang berisi kode angka, huruf dan simbol. Sekilas kode-kode ini terlihat sederhana. Namun, para ahli kriptografi (ahli sandi) berpendapat sandi ini lebih kompleks dari yang terlihat. Kalimat-kalimatnya pendek, dan kata-katanya jauh lebih singkat dari kata-kata normal dalam bahasa Indonesia. Selain itu, tampaknya ada sebagian kata yang merupakan gabungan dari beberapa kata tetapi punya arti lain (portmanteaux). Bahasa yang digunakan sepertinya juga bukan bahasa Indonesia standar, atau mungkin bahkan bahasa daerah. Ini sama saja seperti penggunaan bahasa Navajo dalam Perang Dunia II untuk komunikasi, namun pesannya ditulis dengan mesin Enigma (alat sandi yang digunakan Nazi Jerman waktu perang dunia kedua); walaupun kodenya terpecahkan, bahasa yang digunakan belum tentu dapat dimengerti.
Ini sekilas tentang bahasa sandi yang digunakan:
Bahasa Navajo
Bahasa Navajo atau bahasa Navaho (Diné bizaad) adalah sebuah bahasa pribumi di Amerika bagian utara dan tepatnya di sebelah barat daya Amerika Serikat. Bahasa ini terutama dipertuturkan oleh suku bangsa Navajo dan jumlah penutur bahasa ini kurang lebih adalah 175.000 jiwa. Bahasa Navajo termasuk rumpun bahasa Na-Dene. bahasa Navajo adalah bahasa yang dipakai sebagai sandi yang tak terpecahkan di perang dunia kedua.
Kembali ke Sandi dari Indonesia ini.
Seorang agen yang menyelidiki pesan-pesan ini menyatakan: “Pesan berisi kode yang kirimkan lewat jalur terbuka seperti layanan SMS membuktikan orang yang mengirim yakin bahwa kodenya tidak mudah untuk dipecahkan, setidaknya sampai informasi yang dikode sudah tidak valid lagi. Kode ini harus dipecahkan secepatnya karena bisa mengancam keamanan nasional”. Pernyataan ini berada dalam sebuah laporan di dalam salah satu dokumen yang didapat oleh Wikileaks.
Menurut dokumen-dokumen rahasia yang didapat oleh Wikileaks, badan inteligen Amerika Serikat, CIA, dan badan keamanan nasional Amerika Serikat, NSA, menangkap pesan-pesan singkat (SMS) dari dan ke Indonesia. Pesan-pesan tersebut mempunyai traffic yang cukup besar.
Pesan-pesan ini membuat mereka curiga karena semua pesan singkat tersebut penuh dengan sandi yang berisi kode angka, huruf dan simbol. Sekilas kode-kode ini terlihat sederhana. Namun, para ahli kriptografi (ahli sandi) berpendapat sandi ini lebih kompleks dari yang terlihat. Kalimat-kalimatnya pendek, dan kata-katanya jauh lebih singkat dari kata-kata normal dalam bahasa Indonesia. Selain itu, tampaknya ada sebagian kata yang merupakan gabungan dari beberapa kata tetapi punya arti lain (portmanteaux). Bahasa yang digunakan sepertinya juga bukan bahasa Indonesia standar, atau mungkin bahkan bahasa daerah. Ini sama saja seperti penggunaan bahasa Navajo dalam Perang Dunia II untuk komunikasi, namun pesannya ditulis dengan mesin Enigma (alat sandi yang digunakan Nazi Jerman waktu perang dunia kedua); walaupun kodenya terpecahkan, bahasa yang digunakan belum tentu dapat dimengerti.
Ini sekilas tentang bahasa sandi yang digunakan:
Bahasa Navajo
Bahasa Navajo atau bahasa Navaho (Diné bizaad) adalah sebuah bahasa pribumi di Amerika bagian utara dan tepatnya di sebelah barat daya Amerika Serikat. Bahasa ini terutama dipertuturkan oleh suku bangsa Navajo dan jumlah penutur bahasa ini kurang lebih adalah 175.000 jiwa. Bahasa Navajo termasuk rumpun bahasa Na-Dene. bahasa Navajo adalah bahasa yang dipakai sebagai sandi yang tak terpecahkan di perang dunia kedua.
Kembali ke Sandi dari Indonesia ini.
Seorang agen yang menyelidiki pesan-pesan ini menyatakan: “Pesan berisi kode yang kirimkan lewat jalur terbuka seperti layanan SMS membuktikan orang yang mengirim yakin bahwa kodenya tidak mudah untuk dipecahkan, setidaknya sampai informasi yang dikode sudah tidak valid lagi. Kode ini harus dipecahkan secepatnya karena bisa mengancam keamanan nasional”. Pernyataan ini berada dalam sebuah laporan di dalam salah satu dokumen yang didapat oleh Wikileaks.
0 komentar:
Posting Komentar