Tampilkan postingan dengan label News/Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News/Berita. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Maret 2011

Hasil Akhir MU vs Arsenal 2011 | FA Cup

Tribunnews.com - Minggu, 13 Maret 2011 02:25 WIB
       
MU Vs Arsenal: Arsenal Jinak Dihadapan MU 2-0

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manchester United berhasil menjinakkan Arsenal dalam pertandingan perempat final Piala FA. Anak-anak asuhan Sir ALex Ferguson menang 2-0.

Dua gol MU dicetak oleh Fabio Da Silva di menit ke-28 dan Wayne Rooney menit 48. Babak pertama MU unggul sementara atas Arsenal.

berawal dari umpan satu dua saudara kembar Fabio dan Rafael mereka kemudian bekerjasama dengan Rooney, nama terakhir kemudian mengirim umpan mengarah ke Javier Hernandez, sayang sundulannya masih ditepis Almunia. Beruntung ada Rafael disana yang berhasil memanfaatkan bola rebound, 1-0 untuk MU.

Bermain di Stadion Old Trafford baik MU maupun Arsenal sama-sama silih berganti melakukan serangan, baru 3 menit dimulai tusukan Andrei Arshavin di kanan pertahanan MU berhasil menembus bek-bek 'The Red Devils" yang dikawal West Brown, sayang tendangannya masih dapat ditangkap oleh Van Der Saar.

Tak mau kalah, MU pun melakukan hal sama, menerima umpan lambung dari Rooney, sundulan Rafael masih melambung ke atas gawang almunia di menit ke 14.

Arsenal menciptakan peluang terakhirnya sebelum turun minum 45 menit pertama, saat Samir Nasri berhasil menembus pertahanan MU, sayang tendangan kaki kanannya yang menyusur tanah di dalam kotak penalti MU mampu ditangkap dengan baik oleh Van Der Saar.

Memasuki babak kedua Wayne Rooney menambah keunggulan United 2-0 di menit 48. Gol Rooney dilesakkan dengan sundulan memanfaatkan bola muntah hasil tendangan Hernandez yang berhasil diblok Squillaci.

Pada 45 menit babak kedua Arsenal bermain dominan, mereka terus menekan MU namun kiper Edwin Van Der Saar menjadi penyelamat MU, tercatat peluang emas melalui sundulan Marouane Chamakh di menit ke 75 setelah menerima umpan Bakary Sagna mampu ditepis Van Der Saar.

Begitu pula tendangan Thomas Rosicky pada menit ke 79. MU kemudian membalas lewat Javier Chicahrito Hernandez, sayang tangan Almunia masih menggapai tendangan pelan Chicharito.

Sumber

Baca Selengkapnya.....

Mengetahui Server WikiLeaks

WikiLeaks atau Wikileaks adalah organisasi internasional yang bermarkas di Swedia. Situs Wikileaks menerbitkan dokumen-dokumen rahasia sambil menjaga kerahasiaan sumber-sumbernya. Situs tersebut diluncurkan pada tahun 2006. Saat ini alamat situs telah dialihkan ke www.wikileaks.ch untuk alasan keamanan.

Organisasi ini didirikan oleh disiden politik Cina, dan juga jurnalis, matematikawan, dan teknolog dari Amerika Serikat, Taiwan, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan.Artikel koran dan majalah The New Yorker mendeskripsikan Julian Assange, seorang jurnalis dan aktivis internet Australia, sebagai direktur Wikileaks.Situs Wikileaks menggunakan mesin MediaWiki.

WikiLeaks menggunakan sejumlah server sebagai penunjang kapasitas bagi ratusan ribu dokumen yang diunggah secara bertahap sejak 28 November 2010. Salah satunya adalah Bahnhof, perusahaan server dan hosting internet di Swedia. Lokasi server Bahnhof tergolong unik, yaitu di suatu bunker anti-nuklir warisan Perang Dingin.




Keterangan:
1. Ruang Pertemuan
2. Server Penyimpanan Data
3. Pembangkit Listrik Cadangan
4. Pintu Masuk


Beberapa photo ruangan diserver Bahnhof Swedia
 
 
Bunker anti-nuklir


Ruang pertemuan
 
 
Server Penyimpanan Data


Pembangkit Listrik Cadangan
 
 
Suasana Kerja


Baca Selengkapnya.....

Gempa Dahsyat Melanda Jepang



TEMPO Interaktif, Tokyo - Lebih dari 1.700 orang kemungkinan meninggal atau hilang menyusul  gempa bumi besar dan tsunami yang melanda Jepang, menurut laporan kantor berita Kyodo pada hari Sabtu.

Sekitar 300 ribu orang telah dievakuasi dari rumah mereka dan jumlah itu kemungkinan meningkat saat pemerintah memperbesar cakupan wilayah evakuasi di sekitar dua pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima, Jepang bagian utara, kata Kyodo.

Polisi menghitung korban tewas di 637 dan orang hilang di 653, tetapi jumlah ini kemungkinan akan jauh lebih besar saat 200-300 mayat sedang diangkut di kota Sendai dan 200 orang lainnya dibawa ke gym di bagian lain Prefektur Miyagi, kata Kyodo.

Gempa diperkirakan berkekuatan 8,9 skala richter kemudian diikuti gempa suusulan sebanyak 5 kali dalam satu jam dengan kekuatan yang terbesar, 7,1 skala richter. Gempa juga  menghasilkan gelombang tsunami setinggi 13 kaki atau 4 meter.
Gempa menyapu beberapa kota di Tokyo. Para petugas berusaha mendata kerusakan dan korban jiwa, namun belum ada data yang akurat. Kebakaran besar tak terkendali  juga terjadi di tempat penyulingan minyak Cosmo di kota Ichihara dekat Tokyo.
Pusat peringatan Tsunami di Hawaii mengingatkan bahwa gelombang tsunami akan terasa sampai Rusia, pulau Markus dan utara Marianas
Peringatan akan terjadinya Tsunami diperluas ke beberapa negara Pasifik, Asia tenggara dan Amerika Latin, seperti Rusia, Filipina, Indonesia, Selandia Baru dan Chili

Sumber

Baca Selengkapnya.....

Wikileaks Bongkar Kegagalan Amerika Pecahkan Sandi Indonesia

Wikileaks, ya web yang tahun lalu menyebar sensasi dengan menguak dokumen rahasia Amerika. meski masalah ini dianggap sudah selesai, namun masih ada satu "misteri" yang belum terpecahkan, ternyata intelijen Amerika yang sedemikian canggih tak bisa memecahkan kode sandi dari Indonesia????

Menurut dokumen-dokumen rahasia yang didapat oleh Wikileaks, badan inteligen Amerika Serikat, CIA, dan badan keamanan nasional Amerika Serikat, NSA, menangkap pesan-pesan singkat (SMS) dari dan ke Indonesia. Pesan-pesan tersebut mempunyai traffic yang cukup besar.

Pesan-pesan ini membuat mereka curiga karena semua pesan singkat tersebut penuh dengan sandi yang berisi kode angka, huruf dan simbol. Sekilas kode-kode ini terlihat sederhana. Namun, para ahli kriptografi (ahli sandi) berpendapat sandi ini lebih kompleks dari yang terlihat. Kalimat-kalimatnya pendek, dan kata-katanya jauh lebih singkat dari kata-kata normal dalam bahasa Indonesia. Selain itu, tampaknya ada sebagian kata yang merupakan gabungan dari beberapa kata tetapi punya arti lain (portmanteaux). Bahasa yang digunakan sepertinya juga bukan bahasa Indonesia standar, atau mungkin bahkan bahasa daerah. Ini sama saja seperti penggunaan bahasa Navajo dalam Perang Dunia II untuk komunikasi, namun pesannya ditulis dengan mesin Enigma (alat sandi yang digunakan Nazi Jerman waktu perang dunia kedua); walaupun kodenya terpecahkan, bahasa yang digunakan belum tentu dapat dimengerti.

Ini sekilas tentang bahasa sandi yang digunakan:

Bahasa Navajo

Bahasa Navajo atau bahasa Navaho (Diné bizaad) adalah sebuah bahasa pribumi di Amerika bagian utara dan tepatnya di sebelah barat daya Amerika Serikat. Bahasa ini terutama dipertuturkan oleh suku bangsa Navajo dan jumlah penutur bahasa ini kurang lebih adalah 175.000 jiwa. Bahasa Navajo termasuk rumpun bahasa Na-Dene. bahasa Navajo adalah bahasa yang dipakai sebagai sandi yang tak terpecahkan di perang dunia kedua.

Kembali ke Sandi dari Indonesia ini.

Seorang agen yang menyelidiki pesan-pesan ini menyatakan: “Pesan berisi kode yang kirimkan lewat jalur terbuka seperti layanan SMS membuktikan orang yang mengirim yakin bahwa kodenya tidak mudah untuk dipecahkan, setidaknya sampai informasi yang dikode sudah tidak valid lagi. Kode ini harus dipecahkan secepatnya karena bisa mengancam keamanan nasional”. Pernyataan ini berada dalam sebuah laporan di dalam salah satu dokumen yang didapat oleh Wikileaks.

Baca Selengkapnya.....

Keberadaan WikiLeaks




SUDAH hampir dua dekade kita memasuki era yang, menurut pakar komunikasi/sosiolog Spanyol, Manuel Castells, disebut ”Galaksi Internet”. Wabah ”www” (world wide web) pada awal 1990-an mendongkrak popularitas dan komersialisasi internet secara luar biasa hingga memengaruhi semua aktivitas manusia.

World wide web tiba-tiba menjalin kesalingterhubungan (interconnectedness) dalam waktu kilat, tanpa batas ruang dan waktu, serta melibatkan siapa pun. Dalam istilah mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, inilah periode information superhighway.

Kesalingterhubungan itu awalnya dimaksudkan Pemerintah Amerika Serikat untuk tujuan keamanan nasional. Pada 1957, AS dipanikkan dengan ”Krisis Sputnik” setelah Uni Soviet meluncurkan satelit pertama yang mengorbit Bumi.

Presiden Dwight Eisenhower, yang menilai AS kalah superior dalam lomba teknologi ruang angkasa, memerintahkan riset kesalingterhubungan sistem komunikasi melalui komputer. Kalangan militer dan universitas, yang terlibat dalam pengembangan ”mahakarya” ini, awalnya tak serius.

”Main-main jadi bukan main”. Itu kiasan tepat untuk melukiskan perkembangan internet yang sempat mandek puluhan tahun sampai akhirnya paripurna ketika ditemukannya world wide web.

Berkat Galaksi Internet kita menikmati sistem komunikasi, bisnis, media dan sumber informasi, ekspresi politik dan kultural, proses belajar dan mengajar, serta komunitas yang serba baru. ”Kita memasuki Galaksi Internet dengan kecepatan penuh di tengah ketakjuban yang amat kita pahami,” kata Castells.

Internet lalu menjadi media komunikasi dan informasi yang esensial dalam kehidupan bernegara. Sebagai sebuah inovasi, fenomena internet bisa disamakan dengan penemuan listrik atau media cetak.

Sebuah konsekuensi negatif yang tak terduga, tetapi tak dapat dihindari, Galaksi Internet tak kenal rahasia. Semua aspek rahasia kehidupan individual dan masyarakat—persaingan bisnis, agenda politik, sampai kehidupan pribadi—pada prinsipnya bisa diintersepsi.

Maka, setiap jenis informasi paling sensitif pun yang dicemplungkan ke Galaksi Internet bisa diterobos siapa pun —mungkin kecuali bahasa sandi yang rumit. Oleh sebab itu, tak semua kalangan menyukai Galaksi Internet, misalnya Pemerintah China yang membungkam Google.

Lihat pula fakta sejarah ini. Letusan ”Revolusi Melati” di Tunisia dipicu protes penjaja buah/sayuran gerobak yang membakar diri karena dilarang berjualan di kaki lima.

Masyarakat bersimpati kepada sang pedagang kaki lima, solider, dan menggalang kekuatan melalui jejaring sosial. Setelah itu, lahir people power yang melancarkan aksi massa yang memaksa Presiden Zine al-Abidine Ben Ali kabur ke luar negeri.

Cerita sukses di Tunisia ditiru Wael Ghonim, eksekutif Google di Mesir, yang menggalang people power untuk mendongkel Presiden Hosni Mubarak. Meski dielu-elukan sebagai tokoh ”Revolusi 25 Januari”, Ghonim menolak dinobatkan sebagai pahlawan.

Ia mengidolakan Julian Assange, sang penggagas WikiLeaks. Ini organisasi nonprofit yang bertujuan menyajikan informasi kepada publik melalui media massa ke seluruh dunia.

”WikiLeaks bisa jadi alat jurnalistik penting sesuai Undang-Undang Kemerdekaan Informasi,” tulis majalah Time. Tujuan WikiLeaks satu: memaksa setiap pemerintah terbuka kepada rakyat masing-masing.

Untuk itulah, WikiLeaks, lewat berbagai cara, mencuri seperempat juta kawat (diplomatic cables) kedutaan-kedutaan AS di seluruh dunia. Tentu AS geram dengan ulah Assange, tetapi tak bisa berbuat apa pun kecuali mempermalukannya dengan tuduhan pelecehan seksual di pengadilan.

Kawat diplomatik ditulis para diplomat berdasarkan konversasi ataupun pengamatan di negara penempatan. Sulit meragukan kredibilitas isi kawat karena —seperti berita yang ditulis wartawan atau hasil riset peneliti— dicek silang, dirapatkan, diperiksa atasan, dan diverifikasi sebagai dokumen negara.

Terlebih lagi AS sudah lebih dari seabad menjalankan sistem diplomasi modern ini. Waktu kawat mereka dibocorkan WikiLeaks, tak ada yang panik karena tak ada rahasia keamanan nasional AS yang terancam.

Beda dengan, misalnya, tatkala Daniel Ellsberg membocorkan pengeboman sadis AS di Indo-China lewat ”Pentagon Papers”. Betapapun, Washington terpukul karena WikiLeaks mengungkapkan bahasa diplomatik yang cenderung kasar menjuluki pemimpin seperti Moammar Khadafy atau Nicolas Sarkozy.

Pada akhirnya, semua kawat toh wajib diungkap kepada publik secara berkala dan bermanfaat untuk riset ilmiah atau jurnalisme investigatif. Tak sedikit ilmuwan kita dan Barat memanfaatkan kawat-kawat untuk riset tentang Indonesia saat pancaroba dari Orde Lama ke Orde Baru.

Tak ada yang bisa disalahkan dalam hiruk-pikuk WikiLeaks karena nasi sudah menjadi bubur. Terlebih lagi baru sekitar 1 persen kawat yang dipajang di etalase. Masih ada lebih dari 200.000 kawat.

Pemerintah AS tak terganggu karena substansi kawat diplomatik mereka justru memperlihatkan kinerja diplomasi yang profesional. Dan, sejauh ini tak satu pun negara sahabat AS yang merasa terusik.

Kini di AS berlaku slogan baru, ”It’s the Internet Galaxy, stupid!”


Sumber

Baca Selengkapnya.....

Mentri Komunikasi dan Informatika Tanggapi WikiLeaks


JAKARTA, KOMPAS.com — Beredarnya informasi pada pemberitaan dua media Australia (Sydney Morning Herald dan The Age) soal pejabat Indonesia, yang bersumber dari WikiLeaks, ditanggapi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Ia mengatakan bahwa informasi yang diungkap terkait dengan Presiden SBY tidak memiliki tingkat validasi yang akurat sebagaimana diberitakan oleh dua media tersebut.

Menurut Tifatul, sebagai perbandingannya di beberapa negara, informasi yang berasal dari WikiLeaks banyak yang diabaikan dan bahkan seperti lelucon. "Itu ibarat seperti biji kedondong, pantasnya dibuang, dan jika ditelan maka tenggorokan terasa sakit," kata Tifatul.

Tifatul juga mengungkapkan, banyak hal yang tidak logis mengenai info tersebut. Misalnya, dikatakan bahwa Taufiq Kiemas memiliki masalah korupsi dan untuk itu perlu diintervensi oleh SBY. Padahal, selama ini tidak pernah terdengar bahwa yang bersangkutan memiliki suatu persoalan hukum masalah korupsi.

"Sebenarnya info dari WikiLeaks tersebut tidak terlalu berpengaruh di Indonesia karena Indonesia adalah negara terbuka. Ada UU KIP 14/2008 sehingga semuanya bisa diakses dalam lingkup yang sangat demokratis. Jadi info tersebut tidak laku," pungkas Tifatul.

Tifatul juga menambahkan, di negara-negara yang sistem politiknya tertutup, represif, dan otoritarianisme, yang tidak memungkinkan adanya kebebasan, maka hal tersebut baru berpotensi menjadi suatu persoalan pelik.

Lebih lanjut, Tifatul justru mempertanyakan mekanisme dan sistem kontrol pengiriman isi kawat Kedubes AS yang bocor di seluruh dunia, padahal ternyata masih sangat mentah dan belum jelas kebenarannya. Namun, faktanya sudah dikirim ke sana kemari. Dari keterangan diplomat AS disebutkan bahwa hal tersebut kadang-kadang bersumber dari obrolan lepas saat pertemuan, candaan atau rumor yang beredar, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam laporan rahasia Dubes AS ke Washington DC.

Tifatul juga mempertanyakan bagaimana mereka memandang proses yang dianggap informasi, lalu mana verifikasi, mana identifikasi, mana yang sudah classified, dan mana yang sudah tervalidasi. Seolah-olah info asal saja. "Masak informasi tersebut dikirim dan bocor ke mana-mana. Bagaimana AS menjaga keamanan informasi yang terklasifikasi rahasia," kata Tifatul.

Sebelumnya banyak pihak juga mempertanyakan tentang kebenaran informasi WikiLeaks yang menyebutkan bahwa Menlu AS Hillary Clinton pernah memerintahkan untuk melakukan penyadapan terhadap aktivitas perwakilan Majelis Umum PBB. "Mereka harus segera melakukan klarifikasi dan jangan sekadar bergumam, it was denied," tambah Tifatul.

Terakhir, Menkominfo mengimbau semua lapisan masyarakat untuk dapat memilih dan memilah kebenaran apa pun dari informasi yang berkembang sehingga mudah menyeleksi antara yang salah dan benar, dan yang terkonfirmasi atau hanya sekadar gosip.


http://nasional.kompas.com/read/2011...Biji.Kedondong

Baca Selengkapnya.....

WikiLeaks Berniat Hancurkan Kredibilitas USA



Jakarta - The Age dan Sydney Morning Herald (SMH) mempublikasi kawat-kawat diplomatik Kedutaan Besar AS di Indonesia yang didapat oleh Wikileaks. Pihak Istana yang menjadi salah satu pihak yang dirugikan akibat publikasi diplomatik ini pun langsung membantah informasi tersebut.

Pengamat hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, meminta agar investigasi dilakukan agar menepis kecurigaan terhadap Istana dan pihak-pihak yang disebut dalam kawat diplomatik itu.

"Pemanggilan Dubes AS tidak akan menyelesaikan masalah. Dubes AS maupun Kemenlu AS sudah dapat dipastikan mengambil posisi tidak membenarkan (confirm) atau menolak (deny) kabel-kabel para diplomatnya yang bocor. Ini telah menjadi kebijakan AS di berbagai belahan dunia terkait dengan kawat-kawat diplomat AS yang dibocorkan oleh Wikileaks," kata Hikmahanto dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (11/3/2011).

Klarifikasi dan meminta maaf bagi Pemerintah AS berarti membenarkan informasi yang bocor tersebut. Implikasinya, menurut Hikmahanto, Pemerintah AS harus meminta maaf kepada semua negara yang kondisi dan pejabatnya dilaporkan secara negatif oleh para diplomatnya ke Washington.

"Pers Australia pun tidak mau disalahkan karena tidak melakukan cross check kepada pemerintah Indonesia mengingat pers di Inggris ketika mempublikasikan kawat Kedubes AS yang disampaikan oleh Wikileaks tidak melakukan cross check ke negara-negara yang informasinya hendak dipublikasikan," papar Hikmahanto.

Bagi pers di Inggris dan Australia pembocoran demikian dianggap tidak melanggar hukum karena mereka sekadar mempublikasikan informasi yang diperoleh oleh Wikileaks. Berita yang diturunkan bukan berasal dari investigasi ataupun laporan wartawannya di lapangan yang membutuhkan cross check dengan pihak yang diberitakan.

"Perlu dipahami oleh publik di Indonesia bahwa tujuan Wikileaks untuk membocorkan kawat-kawat Kedubes AS sebenarnya tidak ditujukan ke negara-negara dimana Kedubes AS berada. Tujuan utama Wikileaks adalah menghancurkan kredibilitas AS di mata dunia,," jelas Hikmahanto.

Namun menurut Hikmahanto, dalam konteks Indonesia, bisa dipahami apa yang dipublikasikan oleh The Age dan SMH atas kawat diplomat AS adalah munculnya kecurigaan publik Indonesia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Informasi yang ada dalam kawat-kawat diplomat AS tentu tidak sejalan dengan keinginan Presiden untuk memberantas korupsi di Indonesia," tutupnya.

Sumber

Baca Selengkapnya.....

WikiLeaks: Kalla Kucurkan Uang Suap 6 Juta Dollar AS


JAKARTA, — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) diperkirakan telah mengucurkan uang suap sebesar 6 juta dollar AS atau sekitar Rp 54 miliar untuk bisa memegang kendali atas Partai Golkar dalam kongres partai itu pada Desember 2004.

Demikian menurut laporan kawat-kawat diplomatik rahasia Kedutaan Besar AS di Jakarta yang bocor ke WikiLeaks dan diberitakan harian Australia, The Age, dan situs asiasentinel.com, Jumat (11/3/2011).

"Menurut beberapa sumber yang dekat dengan para calon utama (ketua Partai Golkar), tim Kalla menawarkan kepada pengurus kabupaten sedikitnya Rp 200 juta untuk (membeli) suara mereka," lapor bocoran kawat itu.

"Pengurus-pengurus provinsi, yang memiliki hak suara yang sama, tetapi juga dapat memengaruhi pengurus kabupaten, menerima Rp 500 juta atau lebih. Menurut seorang kontak yang punya pengalaman sebelumnya dalam hal-hal tersebut, para pengurus menerima uang muka ... dan akan mendapat pembayaran penuh dari pemenang, dalam bentuk tunai, beberapa jam setelah pemungutan suara."

Para diplomat AS melaporkan, dengan total 243 suara yang dibutuhkan untuk meraih suara mayoritas, kursi ketua umum Partai Golkar saat ini bernilai lebih dari 6 juta dollar AS.

"Satu kontak mengatakan, Agung Laksono, yang kemudian menjadi Ketua DPR dan bukan pendukung Kalla yang terkaya, telah mengalokasikan Rp 50 miliar pada acara tersebut," tambah laporan tersebut.

Jusuf Kalla sendiri saat dimintai tanggapannya atas laporan tersebut, Jumat, mengatakan, "Saya kira perlu pembuktian." Ia yang tengah berada di Jepang mengaku pada saat ini hanya mempertanyakan perihal akomodasi transportasi peserta kongres Partai Golkar dan bukannya melakukan money politic untuk menuju orang nomor wahid di tubuh Golkar.

"Saya tanya kalau (peserta Kongres Golkar) hadir (mengikuti kongres) dan pulang (ke daerahnya) bagaimana untuk bayar tiket mereka. Di mana mereka menginap," katanya.
Link

Tidak cukupkah Kejujuran dan Kepintaran utk menjadi seorang Ketua Partai?... atau hanya ada di Partai ini saja, yang Kaya yg menang.

Sumber

Baca Selengkapnya.....

Wikileaks: SBY Terlibat Korupsi


 Wikileaks kembali merilis surat kabel yang mengungkapkan bahwa Amerika Serikat mengetahui perihal keterlibatan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus korupsi serta kekerasan yang ia lakukan demi mempertahankan kekuasaan politik.

Seperti dilansir The Age yang berbasis di Australia, Jumat (11/3), dalam dokumen tersebut, SBY telah secara pribadi turut campur untuk mempengaruhi jaksa dan hakim dalam rangka melindungi tokoh-tokoh politik yang melakukan korupsi. Ia juga dilaporkan kerap menggunakan agen rahasia Indonesia untuk memata-matai beberapa saingan politik serta beberapa staf pentingnya.

Staf wikileaks secara eksklusif mengatakan kepada reporter The Age, bahwa pada 2004, SBY turut campur tangan dalam kasus Taufiq Kiemas yang merupakan suami mantan presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Dilaporkan, Kiemas telah menggunakan kekuasaan politik istrinya yang memimpin partai terbesar ke dua di Indonesia untuk melindungi dirinya dari tuntutan hukum yang menjeratnya. Hal itu disebut dalam dokumen Wikileaks sebagai korupsi legendaris selama masa jabatan sang istri.

Dokumen tersebut juga menuturkan perihal mantan wakil presiden di masa SBY yang membayar jutaan dolar untuk dapat mengendalikan partai politik terbesar di Indonesia. Juga menyebutkan bahwa istri presiden SBY dan keluarganya hanya memperkaya diri sendiri dengan memanfaatkan koneksi politik.

Berita ini dilansir bersamaan dengan kunjungan Wakil Presiden Boediono ke Australia

partai demokrat menjawab =

Partai Demokrat menyatakan pemberitaan dua media massa Australia, The Age dan Sydney Morning Herald, soal penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah sampah. Berita tersebut juga dinilai gosip murahan yang sama sekali tidak mengandung fakta. Pernyataan ini disampaikan Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Andi Nurpati beserta jajaran pengurus Partai Demokrat di Jakarta, Jumat (11/3).

Menurut Andi, pemberitaan tersebut terlalu tendesius dan merupakan sebuah penghinaan terhadap kepala negara sehingga melukai perasaan masyarakat Indonesia. Partai Demokrat, lanjutnya, menganggap isi berita itu tak meyakini jika Presiden SBY dan istrinya, Ani Yudhoyono, melakukan intervensi terhadap hukum dalam kasus dugaan korupsi Taufik Kiemas serta menggunakan kekusaannya untuk keuntungan pribadi maupun keluarga.

Andi mencontohkan kasus korupsi Aulia Pohan. Presiden SBY, tambahnya, tidak mencampuri masalah hukum besannya tersebut. Karena itu, Partai Demokrat menilai berita itu tidak memiliki kebenaran dan ada muatan politis terkait pemberitaan itu. Pasalnya, berita itu dimuat ketika Wakil Presiden Boedino berkunjung ke Australia.

Dalam kesempatan ini, Partai Demokrat juga menuntut Kedutaan Besar Amerika Serikat tidak menyelidiki kasus yang mereka seleski atas dasar urgensi secara mandiri dengan cara menemui sumber-sumber tidak jelas

Sumber

Baca Selengkapnya.....

Pemerintah Tak Perlu Tanggapi Wikileaks


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI, Mahfud Shiddiq, mengimbau pemerintah Indonesia tidak perlu menanggapi laporan Wikileaks yang memuat laporan kawat Kedubes AS dan dilansir dua harian Australia, Sidney Morning Herald dan The Age.

"Sebagian informasi Wikileaks itu, informasi 'sampah'. Kalau ada yang betul, itu bisa jadi, dan waktu yang akan membuktikannya. Pemerintah Indonesia tidak perlu disibukkan klarifikasi ke sana kemari," kata Mahfud di DPP PKS, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kalau pun ada yang harus klarifikasi bukanlah pemerintah Indonesia, melainkan Kedutaan Besar Amerika. "Lebih baik dibiarkan begitu saja," katanya.

Menurut dia, permasalahan ini bukan pertama kali terjadi, bahkan sebelumnya sudah banyak kepala negara yang disebut-sebut dalam informasi wikileaks tersebut. "Semakin dikomentari akan semakin panjang dan itu akan menguras energi. Jadi, saya kira tidak perlu reaktif," katanya.

Ia mengatakan, bila informasi dari wikileaks itu benar, maka akan menjadi fakta hukum. "Sekarang ini kan serba isu. Kalau apa yang diisukan itu betul, kan bukan hanya sekarang, tapi ada waktunya. Dan itu harus jadi fakta hukum untuk mengatakan itu betul apa tidak. Jadi sarana verifikasi dan validasi ini, bukan media tapi proses hukum," tuturnya.

Menurut Mahfud, ada pertanyaan besar yang harus dijawab ketika wikileaks mengeluarkan suatu laporan secara sistematis, yakni apa motifnya? Agenda dan tujuan sebenarnya? "Ini enggak mungkin satu insiden begitu saya. Hanya insiden saja tidak mungkin. Ini pasti ada satu desain di balik itu," katanya.

Apalagi, lanjut Mahfud, kalau dilacak mereka ini orang yang mengantasnamakan paham "open society", namun di balik itu ada nama-nama seperti George Soros. "Saya melihat bahwa ini ada target yang ingin dicapai dan ada ageda yang sedang dijalankan. Saya tidak tahu itu apa," paparnya.

link :http://www.republika.co.id/berita/br...-news/nasional

Baca Selengkapnya.....

Berita WikiLeaks Membuat SBY Stres



Jum'at, 11 Maret 2011 | 14:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah pemberitaan dua koran Australia The Age dan Sidney Morning Herald yang mengutip bocoran WikiLeaks, kondisi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan kurang sehat. Hari ini, Jumat 11 Maret 2011, Presiden juga dikabarkan tidak mengikuti salat Jumat seperti biasanya yang digelar di Masjid Baitul Rahi, Komplek Istana Kepresidenan.

Meski begitu, Presiden pagi tadi sempat menerima delegasi Tun Musa Hitam, Utusan Khusus Perdana Menteri Malaysia dan Ketua World Islamic Economic Forum (WIEF) di Kantor Presiden. Presiden, bahkan terlihat berjalan dari Istana Negara menuju kantor Presiden dan berbincang dengan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.

Ditemui terpisah, Sudi Silalahi membenarkan kondisi Presiden. " Ya, Presiden kurang sehat," kata Sudi, Jumat (11/3).

Menurut Sudi, kesehatan Presiden sedang kurang baik. Apalagi, kegiatan Presiden selama beberapa pekan terakhir sangat padat dan tanpa istirahat sehingga mempengaruhi kesehatannya. "Kadang-kadang kita pahami bagaimana kegiatan enggak ada istirahatnya hanya kita abdikan untuk kemaslahatan bangsa dan negara," katanya.

Seperti diberitakan, berita utama kedua koran itu mengutip bocoran Wikileaks yang secara eksklusif menceritakan penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Yudhoyono.

Dalam berita itu, disebutkan Yudhoyono, menurut sumber-sumber diplomat Amerika Serikat di Indonesia pada Desember 2004 memerintahkan Hendarman Supandji, waktu itu Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus untuk menghentikan penyidikan kasus korupsi yang melibatkan Taufiq Kiemas, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat yang juga suami mantan presiden Megawati.

Berita juga menyebut keluarga Yudhoyono, khususnya Ibu Negara memanfaatkan posisi politiknya untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Menurut Sudi, Presiden terpukul dengan pemberitaan itu. Begitu membaca koran itu, Presiden, langsung mengurut dada. "Nauzubillah Min Dzalik, itu tidak kita lakukan, tapi itu dikatakan kita lakukan," kata Sudi mengutip perkataan Presiden.

Ibu Negara, Kristiani Herawati juga menangis mendengar kabar itu karena tidak ada secuil yang dituduhkan itu benar.

Sudi mengatakan Ibu negara secara transparan kegiatan itu dilakukan, mulai dari kegiatan pendidikan, sosial, penghijauan dan lingkungan hidup. "Itu yang dilakukan beliau dan transparan," ujarnya.

http://www.tempointeraktif.com/hg/po...319311,id.html

Baca Selengkapnya.....

WikiLeaks: Dana Century Mengalir ke SBY



Dua harian terkemuka Australia, The Age dan Sydney Morning Herald, juga beberapa media asing lainnya, melansir kawat diplomatik rahasia Kedubes AS di Jakarta yang dibocorkan WikiLeaks, yang kini menggemparkan Indonesia.

Salah satu kawat diplomatik itu mengungkapkan informasi di seputar kampanye pemilihan presiden 2009. Berpasangan dengan Boediono, Yudhoyono meraih kemenangan 60 persen suara, mengalahkan dua pasangan lainnya.

Yang juga kontroversial, laporan itu mengaitkan kampanye SBY dengan Bank Century. "Salah satu organisasi antikorupsi secara khusus mengatakan kepada Kedubes AS bahwa menurut 'sumber yang terpercaya' dana Bank Century digunakan untuk membiayai pencalonan kembali Yudhoyono," demikian dimuat situs berita Asia Sentinel yang menampilkan berita koran The Age, Jumat, 11 Maret 2011.

Juga disebutkan dalam bocoran dokumen itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengritik keras keputusan untuk melakukan bailout Bank Century dan menuduh BI lalai mengawasi Bank Century. Menurut Kalla, Bank Century seharusnya ditutup.

Bagaimana partai Presiden Yudhoyono, Demokrat, menanggapi tuduhan itu?

"Itu berita lama semua yang nggak ada buktinya. Kami anggap angin lalu, nggak mau ngurusin," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat, 11 Maret 2011.

Mubarok menyamakan apa yang dimuat WikiLeaks dengan tuduhan yang dilontarkan Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera). "Bendera waktu itu ngomong seperti apa? Di mana buktinya? Katanya ada nama Hadi Utomo (mantan Ketua Umum Partai Demokrat), tapi ternyata orang lain," kata Mubarok. "Ini agenda hiruk pikuk. Setelah reshuffle nggak ada, ganti kasus ini."



Sumber

Baca Selengkapnya.....

WikiLeaks Task Force : Penyidik dari CIA



WASHINGTON - Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) meluncurkan tim penyelidik untuk situs WikiLeaks yang telah membocorkan kawat diplomatik Kedutaan Besar AS. Tim tersebut diberi nama WikiLeaks Task Force, bila disingkat menjadi WTF.


Nama yang unik buat sebuah tim penyelidik CIA, mengingat WTF sendiri memiliki konotasi negatif yang sudah terkenal luas.

"Secara resmi tim penyelidik ini dinamakan WikiLeaks Task Force. Namun di markas CIA, tim tersebut dikenal dengan sebutan WTF," laporan dari Washington Post, Kamis (23/12/2010).

WTF dinilai lebih cocok sebagai profil remaja yang biasa bersinggungan dengan situs Facebook dan Twitter, daripada sebuah komite penyelidikan bentukan sebuah dinas intelijen.

Istilah WTF sendiri lebih mengekspresikan ketidakpercayaan namun disertai dengan ungkapan yang kasar. Mungkin saja istilah ini memang sejalan dengan proses investigasi CIA terhadap WikiLeaks.

sumber

Baca Selengkapnya.....

WikiLeaks: Badan Narkotika AS Jadi Mata-mata



Jakarta - Drug Enforcement Administration (DEA) milik AS, ternyata tidak hanya mengurusi pemberantasan narkoba. WikiLeaks mengungkapkan kalau DEA ternyata juga menjadi mata-mata di negara-negara asing. Sebabnya, banyak kasus narkoba dilindungi politisi setempat.

Kawat-kawat diplomatik dari sejumlah Kedubes AS di dunia, mengenai sepak terjang DEA menunjukan kalau para bandara narkoba besar pun bermain politik. Bahkan dalam kondisi paling parah, para bandar itu yang mengendalikan pemerintahan.

Seperti dilansir harian The Age Australia, Senin (27/12/2010), ada sebuah kawat Kedubes AS di Panama pada 22 Agustus 2009. Dubes AS untuk Panama, Barbara Stephenson mengatakan Presiden Panama Ricardo Martinellu meminta DEA menyadap politisi sayap kiri yang dia yakin akan membunuhnya.

"Saya butuh bantuan penyadapan telepon," kata Martinelli seperti diungkap kawat itu.

Martinelli dianggap tidak bisa membedakan ancaman keamanan dan lawan politik. Martinelli juga disebut mencoba mengganti agen DEA di Panama dengan polisi khusus narkoba. Martinelli pun membantah bocoran ini.

Sementara, kawat diplomatik juga menyebutkan kasus kokain di Sierra Leone yang diduga melibatkan suap US$ 2,5 juta untuk Jaksa Agung-nya. Di Guinea, kawat diplomatik AS menyebutkan raja narkoba adalah anak presiden di negara itu.

Para pimpinan militer di Meksiko pun melakukan pendekatan dengan DEA. Mereka sudah tidak percaya lagi dengan polisi Meksiko. Sedangkan junta militer di Myanmar juga memutar uang hasil narkoba untuk para politisi.

DEA punya 87 kantor di 63 negara rekanan dan menjadi kepanjangan tangan CIA. Terkait urusan narkoba ini, DEA punya akses terhadap pemerintah negara yang sebenarnya tidak dekat dengan AS. Banyak yang meminta DEA untuk membantu penyadapan. Intelijen DEA dipakai untuk melawan kartel narkoba, namun banyak juga agen dan informan mereka yang tewas di Meksiko dan Afghanistan.

SUMBER

Baca Selengkapnya.....

WikiLeaks Ungkap| Dokumen Rahasia Perang



Situs WikiLeaks merilis satu catatan besar berisi 90 ribu dokumen soal perang Afganistan dengan berikan gambaran suram soal keterlibatan militer AS terpanjang dalam sejarah.

Berdasarkan dokumen itu, terungkap kegagalan AS dalam perang di Afganistan. Laporan ini menunjukkan bagaimana pasukan koalisi telah menewaskan ratusan warga sipil dalam berbagai insiden namun tidak dilaporkan. Tidak hanya itu, serangan Taliban ternyata telah ‘dibesar-besarkan’. Disebutkan adanya ketakutan komandan NATO atas keberadaan Pakistan dan Iran yang memicu pemberontakan, berdasarkan laporan The Guardian, Senin (26/7).

Pengungkapan ini berasal dari 90 ribu catatan kejadian dan laporan intelijen soal konflik yang di peroleh situs WikiLeaks di mana ini menjadi ‘salah satu kebocoran terbesar dalam sejarah militer AS’. Data ini kemudian dikutip oleh beberapa media di antaranya Guardian, New York Times dan media mingguan Jerman, Der Spiegel.

Data tersebut menjadi pukulan dalam sejarah pertempuran yang telah berlangsung selama 6 tahun ini. Perang Afganistan diperkirakan telah merenggut hidup 320 tentara Inggris dan lebih dari 1.000 tentara AS.

Dokumen ini menunjukkan adanya unit operasi rahasia khusus Task Force 373 guna menyerang pihak pemberontak dan teroris tingkat tinggi. Beberapa penggebrekan telah membunuh warga sipil Afganistan, namun lagi-lagi dirahasiakan.

Beberapa orang yang telah dibunuh adalah Agha Shah, seorang agen intelijen yang tewas bersama 4 orang lainnya pada bulan Juni 2009. Pihak lain adalah Abu Laith Al-Libi yang merupakan komandan senior militer Al-Qaeda. Al-Libi berada di perbatasan Mir Ali, Pakistan. Wilayah ini menjadi tempat persembunyian beberapa pemimpin senior Al-Qaeda.

Operasi penyerangan Al-Libi pada bulan Juni 2007 telah memakan korban 6 orang target pemerintah AS dan 7 orang anak-anak yang tidak memiliki kaitan dengan perang tersebut. Guardian melaporkan 2 ribu tokoh Taliban dan Al-Qaeda menjadi target dalam daftar pembunuhan yang dikenal sebagai JPEL (Joint Prioritized Effect List).

Di lain pihak, penasehat Keamanan Nasional AS, James Jones mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa data tersebut mungkin didapat oleh pihak WikiLeaks namun tidak menghubungi pihak pemerintah sebelumnya. “Pemerintah AS telah belajar dari organisasi media bahwa beberapa dokumen mungkin telah disebarluaskan,” ujar Jones. Ia juga mengutuk tindakan ini sebagai ‘kebocoran yang tidak bertanggung jawab’.

Pernyataan Jones menunjukkan perhatian yang khusus mengenai hubungan AS dan pakistan. Kerja sama ini diduga telah memungkinkan agen mata-mata membatu tindakan pemberontakan. Departemen pertahanan telah menolak permintaan CNN untuk berikan komentar dan belum melakukan verifikasi keaslian dokumen karena belum sepenuhnya melihat dokumen tersebut. Pihak Pentagon sendiri tampaknya belum siap untuk memberikan komentar.

John Kerry, Ketua Senate Foreign Relations Committee mengeluarkan pernyataan, “Bagaimanapun, pengungkapan dokumen ilegal ini telah menimbulkan pertanyaan serius soal realitas kebijakan Amerika menyangkut Pakistan dan Afganistan. Kebijakan ini berada dalam tahap kritis. Keberadaan dokumen tersebut mungkin sangat menggaris bawahi tindakan pemerintah sehingga dibutuhkan pengujian data sebagai kebijakan yang mendesak.”

Berdasarkan informasi dari James Jones, dokumen yang dilaporkan oleh WikiLeaks merupakan data dari Januari 2004 hingga Desember 2009. Pada 1 Desember 2009, Presiden Obama mengumumkan strategi baru soal peningkatan substansi sumber daya di Afganistan dan menambah fokus keberadaan Al-Qaeda serta Taliban guna meningkatkan keamanan Pakistan.

inilah.com

sumber:
 
Kaskus

Baca Selengkapnya.....

Jumat, 11 Maret 2011

WikiLeaks Tuduh SBY

 Renne R.A Kawilarang, Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Laman pembocor kawat diplomatik rahasia, WikiLeaks, kembali mengungkap informasi mengenai Indonesia. Kali ini, informasi itu menuding bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah terlibat dalam praktek korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, sehingga merusak reputasinya sebagai tokoh yang dianggap bersih dan reformis.

Bocoran WikiLeaks itu antara lain dipublikasikan di surat kabar Australia, The Age. Dalam edisi Jumat, 11 Maret 2011, koran itu menampilkan judul besar-besar di halaman depan, "Yudhoyono 'abused power': Cables accuse Indonesian President of corruption." Berita serupa juga dimuat harian utama Australia lainnya, Sydney Morning Herald.

Bocoran informasi WikiLeaks yang diklaim dimiliki The Age menyatakan bahwa Yudhoyono secara pribadi telah turut campur untuk mempengaruhi jaksa dan hakim dalam melindungi para tokoh politik yang terlibat kasus korupsi, sekaligus untuk menekan para lawan politiknya. SBY juga ditengarai telah memanfaatkan lembaga intelijen untuk memata-matai rival politik dan, sedikitnya dalam satu kesempatan, seorang menteri senior di kabinetnya.

Data yang dinyatakan merupakan bocoran laporan diplomatik Kedubes AS itu juga menuding bagaimana seorang mantan wakil presiden pada kabinet Yudhoyono sebelumnya, Jusuf Kalla, diduga membayar jutaan dolar untuk memimpin partai politik terbesar di Indonesia, Golkar, pada kongres Desember 2004.
Tak cuma itu, istri dan keluarga Presiden pun dikabarkan berupaya memperkaya diri melalui koneksi politik. "Istri presiden dan para kerabat disebutkan dalam laporan politik Kedubes AS, dimana para diplomat Amerika menyebut upaya-upaya keluarga presiden 'terutama Ibu Negara Kristiani Herawati...untuk mendapat keuntungan finansial dari posisi politiknya," tulis The Age.

Menurut The Age, kabar ini mumbul ke permukaan bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Boediono hari ini ke Canberra untuk bertemu dengan Perdana Menteri ad interim, Wayne Swan, dan para pejabat setempat. Mereka diagendakan untuk membicarakan upaya-upaya mereformasi birokrasi Indonesia dari lilitan praktek korupsi.

Salah satu bocoran WikiLeaks, yang dihimpun oleh The Age, menuding bahwa tak lama setelah menjadi presiden pada 2004, Yudhoyono turut campur dalam penanganan sebuah kasus yang melibatkan suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas.

Kiemas juga dituding telah menggunakan pengaruh istrinya sebagai Ketua Umum PDIP untuk melindunginya dari tuntutan hukum berkaitan dengan sebuah kasus, yang disebut diplomat AS dalam laporannya sebagai "korupsi yang melegenda selama kepemimpinan istrinya sebagai presiden."

Tak cuma itu, pada Desember 2004, Kedubes AS di Jakarta juga melaporkan bahwa salah satu penasehat presiden yang dianggap merupakan salah seorang informan politik paling berharga buat mereka, T.B. Silalahi, memberi informasi bahwa pejabat tinggi Kejaksaan Agung yang saat itu memimpin tim pemberantasan korupsi, Hendarman Supandji, telah mengumpulkan "bukti yang cukup atas kasus dugaan korupsi Taufiq Kiemas dan sudah menyiapkan surat penangkapan."

Namun, sebagai orang dekat Yudhoyono, Silalahi mengatakan kepada Kedubes AS bahwa Presiden SBY "secara pribadi menginstruksikan Hendarman agar tidak memburu Taufiq." Sejak itu, tidak ada lagi tindakan hukum atas Kiemas, yang kini menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat.
  
Tanggapan istana
Dikonfirmasi mengenai berita itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengaku sudah membacanya, baik di koran The Age maupun Sydney Morning Herald.

"Yang pasti, tentu dalam hal ini, kami sangat terkejut dengan pemberitaan tak berdasar fakta dan kebenaran itu," kata Julian kepada VIVAnews.com, Jumat, 11 Maret 2011.

Menurut Julian, berita itu tidak akurat. "Sangat disesalkan sampai surat kabar seperti The Age dan Sydney Morning Herald menulis sesuatu tanpa melakukan cross check, verifikasi," dia menegaskan.
Julian juga menyoroti bahwa nama-nama yang disebutkan dalam pemberitaan tersebut tidak diberi ruang untuk menjelaskan. Apalagi, kata Julian, dua koran tersebut merujuk semata pada WikiLeaks. "Patut disesali, karena kita tahu krediblitasnya sangat tidak bisa dipegang."

Kalaupun benar data-data tersebut bersumber dari kawat diplomatik yang yang sifatnya rahasia, Julian melanjutkan, isinya jauh dari kebenaran dan ketidakakuratan. "Semua yang membaca berita itu pasti kaget, karena ini sungguh kontroversial. Tapi seiring waktu, akan terbukti yang disebutkan itu tak lebih dari berita sampah," kata Julian. (kd)

• VIVAnews

Baca Selengkapnya.....

Tsunami menyapu Jepang Sampai di Halmahera

 Ismoko Widjaya, Nur Farida Ahniar

VIVAnews - Gelombang tsunami di Jepang sudah sampai ke Indonesia. Gelombang tsunami akibat gempa 8,8 skala richter di Iwate, Provinsi Miyagi, Jepang itu sudah sampai ke dua wilayah berbeda di Indonesia.

"Pemuktahiran, tsunami akibat gempa Jepang telah terdeteksi di Bitung (Sulawesi Utara) sekitar pukul 18.50 WIB," tulis keterangan resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima VIVAnews.com, Jumat 11 Maret 2011.

Bitung adalah salah satu wilayah Indonesia yang menerima imbas gelombang tsunami. Untungnya, ketinggian gelombang tsunami yang sampai di Bitung hanya setinggi 0,1 meter atau 10 centimeter.

Titik kedua yang menerima dampak gelombang tsunami dahsyat di Jepang yakni di Halmahera, Maluku Utara. "Gelombang di Halmahera sekitar pukul 19.05 WIB," tulis keterangan BMKG. Ketinggian gelombang tsunami di Halmahera juga beruntung tidak tinggi. Hanya sekitar 0,1 meter atau 10 sentimeter.

Kecilnya dampak gelombang tsunami ke Indonesia seperti diduga ahli kegempaan tektonik jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Dr Subagyo Pramumijoyo. Menurut Subagyo, penduduk Indonesia tidak perlu panik terhadap bencana ini.

"Karena diperkirakan kekuatan tsunami itu akan berkurang ketika sampai di Papua. Banyaknya pulau lain di antara Jepang dan Papua seperti Filipina, dapat memecah kekuatan tsunami. Jauhnya jarak Jepang Indonesia juga berpengaruh," kata Subagyo kepada VIVAnews.com, Jumat 11 Maret 2011.

• VIVAnews

Baca Selengkapnya.....
Muse Zone © 2011. Design by :Muse Zone Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute
This template is brought to you by : allblogtools.com Blogger Templates