Halo agan-agan, salam jumpa lagi dari ane, vector.729. Ane muncul berarti ada sesuatu yang mau disampein. Dan kali ini ane mo ngebahas sesuatu yang lebih ringan dibanding biasanya gan. Ane pengen mengulas tentang kesenangan Mr. Bellamy membanting gitar dalam kebanyakan gig-nya MUSE. Istilah kerennya smashing the guitar. Tapi sebelum mulut ane berbusa ngebacot, ane kasi liat dulu kali ya pusaka Kanjeng Raden Mas Matthew James Bellamy. Ane nemu beginian setelah minta petunjuk ama Mbah Gugel. Cekibrot gan:
Seperti yang kita tahu, selain karena kejeniusannya dalam meramu musik dan vokalnya yang “magis” (emang dukun ), Mr. Bellamy juga terkenal dengan kegemarannya ngebanting gitar.Udah terlalu banyak yang dibanting, ampe ratusan gan. Dari berbagai merek pula mulai dari Ibanez, Gretch, Gibson, dan saat ini; Manson, meski setelah itu diperbaiki lagi. Di era Hullabaloo contohnya, Matt Bellamy meloncat ke punggungnya Chris Wolstenhlome lalu melompat ke drumset-nya Dom Howard. Trus waktu manggung di Earls Court 2004, doi membanting gitar ke arah drumset kayak main gundu aja. Matt Bellamy udah memecahkan rekor dunia ngancurin gitar, dia membanting sekitar 140 gitar sepanjang Absolution Tour di tahun 2004.
Bliss at Paris le Zenith 2001
Knights of Cydonia at Hylands V Festival 2008 : Knights of Cydonia at Hylands V Festival 2008
Tuh orang sinting kali ya, gitar-gitar keren kayak gitu dibanting. Bukannya apa-apa gan, ane suka ngerasa kasian ama gitar dan equipment yang doi banting. Sayang kan, gitar-gitar bagus gitu malah dibanting. Mana mahal lagi. Tapi bodo ah, orang kaya ini.
Ada banyak teori kenapa Mr. Bellamy doyan ngelakuin “ritual” ini. Doi sendiri pernah ngasi penjelasan saat interiew di Jepang bahwa beberapa alasan membanting gitar itu adalah karena konser yang buruk dimana mereka ngerasain energi negatif saat itu. Atau karena tuh gitar gak bekerja dengan baik dan tidak menghasilkan sound sebagaimana yang diinginkannya. Ada juga karena sekedar ingin bersenang-senang.
Dan seperti yang ane bilang tadi, ritual membanting gitar itu masih terjadi sampe sekarang. Waktu konser di Hylands V Festival 2008 bang Mamat melempar gitar Chrome Bomber Manson kayak main bowling abis nyanyiin Knights of Cydonia. Dan selama periode The Resistance Tour, Mr. Bellamy paling suka ngebanting “Si Merah”, Red Glitter (a.k.a Santa a.k.a Red Sparkle a.k.a Glitterati). Gitar yang satu ini udah ngerasain “asam-garam” kena banting. Dilempar ke udara, dibanting ke arah amplifier, dilempar ke arah platform-nya Dom, sang drummer. Biasanya setelah mainin Stockholm Syndrome.
Saking doyannya tu gitar dibanting, sampe punya “anak” tuh gitar. Lengkap deh sekeluarga kena banting. Saat ini Red Glitter udah tiada, bukan karena dibanting Matt, melainkan karena kesalahan panitia penyelenggara gig di Staples Center LA. Red Glitter saat ini digantikan oleh MB-1 Red Glitter (a.k.a Son of Santa) dan Santa 2.0 (a.k.a Red Glitter 2.0 a.k.a New Glitterati) dan masih kena banting juga.
Ane punya teori dan analisis sendiri mengenai riwayat “Si Merah”dalam ritual pembantingan. Pertama, Glitterati dalam pandangan ane adalah simbol obsesi Mr. Bellamy terhadap kesempurnaan. Merah melambangkan passion dan hasrat terhadap kesenangan. Ane mengibaratkan gitar yang satu ini seperti seorang wanita cantik dalam balutan gaun berwarna merah, seperti Lady in Red dalam film Devil’s Advocate (dibintangi oleh Keanu Reeves dan Al Pacino). Wanita dalam gaun merah akan terlihat sangat mempesona dan menggairahkan. Tapi kesenangan itu palsu. Ini dibuktikan oleh fakta bahwa gitar ini gak selalu berhasil menjadi bahan eksperimen sang pemilik. Red Glitter gak sesempurna fisiknya. Kayak yang ane bilang sebelumnya, salah satu alasan Bellamy membanting gitar adalah karena gitar itu tidak menghasilkan sound yang sesuai dengan keinginannya. Contohnya, saat Bellamy melempar Red Glitter ke arah platform-nya Dom waktu manggung di Seattle KeyArena 2010.
Teori kedua, teori nyeleneh menurut ane, yaitu Red Glitter adalah representasi dari para konspirator New World Order. Dan membanting Red Glitter adalah simbol perlawanan dan pemberontakan. Meski teori ini terdengar ngawur, tapi ane gak sembarang nulis teori ini gan. Ane terinspirasi (lagi-lagi) dari tulisannya Mr. David Icke; genealogist, spiritualist, pembicara dan penulis buku-buku konspirasi. Mr. Icke terkenal dengan idenya mengenai konspirasi kelompok rahasia reptilian humanoids yang dikenal sebagai Babylonian Brotherhood yang mengontrol kemanusiaan beribu-ribu tahun lamanya.
Hmm, lalu apa hubungannya dengan “Si Merah” Red Glitter?
Jadi gini gan, dalam bukunya yang berjudul Infinite Love is the Only Truth, Mr. Icke memperkenalkan ide tentang “reptilian software”. Dalam pandangannya, populasi manusia di dunia dapat dibagi menjadi 3 tingkatan. Yang pertama, tingkatan tertinggi dari Brotherhood (Babylonian Brotherhood maksudnya gan), disebut juga sebagai “reptilian software” atau “penggagas pemikiran”, gak punya kesadaran dan “freewill”. Kelompok ini dikenal juga dengan sebutan Red Dresses.
Kelompok kedua, yaitu yang disebut sebagai “sheeple”, kemungkinan gabungan dari “sheep” (domba) dan “people” (orang) yang kemudian dijadikan sebagai sebuah plesetan. Sheeple adalah representasi dari kebanyakan manusia, bagian terbesar dari populasi, memiliki kesadaran tapi melakukan apa saja yang diperintahkan oleh The Brotherhood. Mereka adalah sumber energi dari The Brotherhood. Termasuk di dalamnya adalah “repeaters” (pengulang), yaitu orang-orang yang berada dalam posisi memberikan pengaruh dan mengulang semua yang dikatakan oleh orang lain, seperti para dokter, guru, dan jurnalis.
Kelompok ketiga adalah mereka yang memandang semuanya sebagai ilusi, seperti Neo dalam film The Matrix. Mereka disebut juga sebagai kelompok orang “gila” dan “berbahaya”, karena dianggap mengancam dominasi kelompok pertama (Red Dresses). Kelompok ketiga adalah orang-orang kritis dan para pemberontak, kayak MUSE sendiri.
Secara genetis “Red Dresses” begitu terobsesi mempertahankan garis darah mereka supaya gak dinodai oleh kelompok kedua dan ketiga.
Reff : kaskus
0 komentar:
Posting Komentar